Dunia
ini proses memasak beras menjadi nasi atau memasak nasi yang sudah matang
menjadi nasi yang "kematangan" ?
Kalau
kau memasak beras menjadi matang karena memang matang itulah yang menjadi
tujuanmu memasak. Antara Pohon dan buah mana yang memiliki kecenderungan waktu
terbatas? buah hanya berbuah pada waktunya dan setelah itu jika tak dipetik
akan busuk dan jatuh ke tanah, sampai situlah umur buah. Namun lihatlah Pohon,
ia dapat hidup puluhan hingga ratusan tahun sementara buahnya silih waktu
berganti.
Sayangnya
kau adalah buah, dan dunia adalah pohonnya. Ia senantiasa memiliki umur lebih
panjang ketimbang buah. kau akan meninggalkannya lalu akan tiba generasi
Penggantimu berikutnya dan begitu seterusnya.
Andai
ada sebuah pilihan, kau ingin bodoh tapi kaya, atau pintar tapi miskin? Aku tau
yang ada dipikiranmu adalah opsi yang ketiga yaitu pintar tapi juga kaya. Andai
ada pilihan lagi, ingin punya pasangan yang tampan tapi miskin atau buruk rupa
tapi kaya? Tapi yang dirimu pilih adalah ya tampan, kaya, rajin ibadah, baik,
setia. Dari semua pertanyaan itu kau boleh mengatakan aku tak adil karena hanya
memberi dua pilihan, maju kena mundur kena. Kau ingin aku memberikan pilihan
ketiga yang menjadi pilihanmu. Yaitu kesempurnaan. Sayangnya sempurna hanya
milik allah yang esa dan kehidupanmu sedikit banyak belum mesti sesuai dengan
keinginanmu, dan rencanamu sedikit banyak tak terlaksana karena tak sesuai
rencana sang pencipta, sementara manusia bisa merasakan kesempurnaan adalah
ketika ia benar-benar menggunakan hatinya untuk bersyukur. Jika 10 adalah nilai
sempurna namun kau hanya diberi 8 maka syukurmulah yang menjadikan 8 adalah
nilai 10 mu yaitu nilai sempurnamu.
Kau
diberi kekayaan bukan berarti kau selesai menghadapi kemiskinan, pejabat di
negeri ini gaji tinggi, tunjangan besar, fasilitas mewah, anak sekolah,
tabungan banyak, tapi masih disempatkan melakukan korupsi, sebenarnya penilaian
terhadap kaya atau miskin itu karena banyaknya hartanya atau mentalitasnya menghadapi
harta? Jika banyak harta lalu korupsi ini merupakan bentuk miskin harta atau
miskin mental? Jangan-jangan orang yang kau katakan miskin itu tak merasa
dirinya miskin dan yang kau katakan kaya raya itu sebenarnya masih kekurangan
harta. Maka sekali lagi urusan kaya dan miskin itu parameternya tidak terletak
pada fisik yang terlihat namun dari mentalitasnya menghadapi harta. Syukurmu
dalam hati sanggup menjadi pereda dari ketertekananmu menghadapi dunia. Maka
dewasakanlah dirimu menyikapi dunia yang bukan merupakan tujuanmu.
Tentu
kau pernah mendengar " hidup didunia itu hanya sekedar mampir untuk minum
". kalau hanya mampir sekedar minum berarti mampir itu bukan tujuan
sebenarnya. Kedatanganmu untuk minum itu peristiwa kondisional dimana kau
merasa haus dan mampir untuk meminta minum dan makan lalu melanjutkan
perjalanan kembali. Upayamu untuk sekedar mampir dan minum itulah yang
melenakanmu. Dari yang seharusnya sekedarnya saja malah kebablasan menikmati
suguhan. Kira-kira sejauh mana hidupmu di dunia ini yang hanya mampir minum
namun malah membuatmu terlena dari yang sejatinya kau tuju yaitu sang pencipta?
Pernah
suatu ketika saya ditanya oleh nenek, " hidup itu untuk makan, atau makan
untuk hidup ? " pertanyaan sederhana namun memiliki arti sangat mendalam.
Jika kau hidup hanya untuk makan maka itulah tujuan hidupmu, makanlah sebanyak
apapun selagi kamu hidup karena untuk itulah tujuanmu hidup.
Namun
sebaliknya jika makan untuk hidup maka kepentingan makan adalah agar kau dapat
hidup saja, dan setelah kau bertahan hidup maka kehidupanmu harus mempunyai
muaranya yaitu tuhan yang esa.
Meminta
suguhan dalam perjalanan kalau dikasih banyak ya syukur kalau dikasih sedikit
ya ndak masalah. Jangan jadi peminta-minta yang cenderung memaksa, hidup
didunia dikasih lebih harta, kuasa, tahta ya syukur, kalau usahamu ndak membuat
berlebih harta ya ndak masalah, wong bukan tujuan..maka lanjutkan perjalananmu.
Kondisi
sekarang manusia memaksa kampung bernama dunia untuk memberikan suguhan pelepas
dahaga padanya. Jegal-jegalan untuk mendapat tahta, tipu-menipu agar mendapat
harta, sogok-menyogok agar dapat kuasa. Pokoknya maksa, ndak urusan yang
penting dapat suguhan. Berdo'a sambil menangis terisak-isak pada tuhan dan
meminta-minta agar diberi lebih. Sebenarnya kau menangis itu menangisi
keadaanmu atau menangis iba agar tuhan merasa kasihan pada hidupmu lalu
mengabulkan permintaanmu? Kalau kau menangisi hidupmu maka kau menangis
seakan-akan tuhan acuh memperhatikanmu. Kalau kau menangis iba agar tuhan
mengabulkan permintaanmu maka kau mendikte tuhan agar mengabulkan pintamu.
Kalau tuhan tak mengabulkan permintaanmu kau bilang tuhan tidak adil padamu.
Padahal arti dari do'a adalah say hello atau menyapa bukan meminta.
Paling
tuhan cuma bilang inni a'alamu mala ta'lamun padamu. Sementara kau
sesenggukan menangis mengharap iba nya dan paling tuhan cuma bilang "oalah
le..le..biasa wae.. la yukalifullahu nafsan illa wus'aha" jangan lebay
karena jika kau lulus kau akan naik level sebagai manusia berhati baja memandang
dunia.
Ingat
kisah ayub? Setelah rumah ayub kebakaran yang membuat hartanya habis. ayub
menyendiri di mirabnya lalu didatangi syaitan kemudian ia membisikan dalam hati
ayub " oi ayub, hartamu yang melimpah itu sudah habis luluh lantak tak
berbekas dan sekarang kau miskin..sukurin ! ".
Karena
ayub tau bahwa dunia bukanlah tujuan perjalanan hidupnya maka ia dengan tenang
mengatakan " innalillahi wa inna ilaihi raji'un " dunia memberikan
banyak harta jika mau diambil kembali maka ambilah. Sesungguhnya semuanya milik
allah dan kepadanyalah tempat kembali.
Tak
lama Kemudian ada orang mendatangi ayub menceritakan tragedi tentang tembok
rumah tetangganya yang roboh yang membuat seluruh anaknya tewas di tempat
karena tertimpa tembok tersebut. Kembali syaitan berbisik " gimana
sekarang ayub? Harta habis, anak juga habis, tinggal istrimu yang kamu punya
"
Ayub
yang dewasa hatinya mengatakan innalillahi wa inna ilaihi raji'un.
Semuanya punya allah kalau mau diambil ya ambilah.
Tak
sampai disitu ayub lalu diberi sakit kulit sehingga bernanah dan membusuk
dagingnya, membuatnya kurus lemah. Tinggal istrinya yang merawatnya itupun di
tempat pembuangan sampah. Syaitan datang lagi " wah..sudah habis-habisan
ya? Tuhan ndak sayang kamu kayaknya yub. harta, anak habis sekarang sakit
menjijikan tinggal di tumpukan sampah pula, kamu itu beneran nabi bukan yub?
Kok ndak diperhatikan sama tuhan.."
Ayub
sederhana menjawab innalillahi wa inna ilaihi raji'un
Ndak
berselang lama ia diusir keluar kampung oleh tetangganya yang akhirnya ayub
tinggal diluar kampung dibawah gubuk kecil dan hanya istrinya yang merawatnya
yang kemudian karena tak tahan dengan bau dari kulit dan daging yang membusuk
istrinya pun pergi meninggalkan ayub sendiri. Syaitan datang lagi membisikan
dalam hati ayub " ayuub..waktumu sudah habis, tuhan memang ndak ada
sayang-sayangnya sama kamu. Buktinya sekarang kamu tinggal sendirian saja,
sudahlah ndak usah berharap tuhan lagi, dia ndak nolong kamu nyatanya. "
Ayub
yang sekujur badannya sudah membusuk susah bergerak tinggal hati dan lidahnya
saja yang senantiasa mengucap dzikir, ayub berdo'a pada allah agar menolongnya
karena kondisi tubuh manusianya sudah melewati batasnya.
Maka
allah memancarkan air dari dekat pembaringan ayub lalu menyuruh ayub agar mandi
dengan air tersebut. Seketika ayub sehat kembali badannya yang busuk menjadi
bersih tak berbekas. Dan begitulah kisah ayub yang senantiasa percaya dan yakin
hanya tuhanlah yang mampu menyelesaikan masalahnya ketika ayub tak mampu lagi
menyelesaikannya.
Peristiwa
ayub memiliki makna kesabaran dan syukur yang luar biasa, dunia bisa
meninggalkannya sementara dia tahu bahwa tuhan tak pernah meninggalkannya. Maka
ia pasrahkan segalanya. Kalau mau habis-habisan ya silahkan, karena
kehidupannya adalah milik tuhan.
Semua
kembali padamu, jalan mana yang kau pilih, hidup untuk makan atau makan untuk
hidup. Memilih matang atau kematangan. Dan sampai mana kau memandang dan
menghayati seberapa cepatnya umur bertambah, yang kecil sekarang besar, rambut
hitam jadi beruban dan kau lupa kesibukanmu lebih prioritas dibanding
muhasabahmu. Menyepilah, sendirilah, begitu pentingnya suasana sepi ditengah
hiruk pikuk aktivitas manusia sehingga hanya kau dan tuhanmu. Dan renungkanlah
apakah tujuanmu benar-benar sudah madep mantep pada yang kuasa.