Kita hidup ini di zaman ke berapa
? Maksudku sudah berapa kali era manusia di tinggikan atau di hancurkan oleh
tuhan ? Dan berapa juta kali manusia membangun peradabannya setelah di luluh
lantakan ? Sebut saja era nuh, hud, atau luth. Karena memang al-qur'an menandai
dan menceritakan zaman adalah dengan para nabi dan rasul.
Setelah peradaban manusia di era
luth hancur maka manusia generasi baru menggantikannya, membangun pilar-pilar
peradabannya baik jasmani maupun rohani dimulai lagi dari awal. untuk tau bahwa
jamur dapat dikonsumsi perlu belajar menemukan kembali kriteria-kriteria jamur
yang memang tak beracun, dari segi fisikal manusia baru mencari-cari kembali
dengan melakukan riset akan hal ini. Peradaban dan teknologi manusia yang
sebelumnya menguasai segala hal tentang jamur sudah hancur seiring kehancuran
peradabannya. Dari segi rohani, manusia baru kembali mencari jati dirinya,
siapakah aku, dari mana aku, siapakah yang membuat aku, memberi nyawa dan
kehidupan padaku. Manusia baru cenderung belum tau hakikat sang pencipta, maka
ia terus mencari dalam kehidupannya. Berbagai pendapat dan keyakinan muncul
tentang hidup dan kehidupannya.
Manusia mulai mengenal sang pencipta dengan sebutan tuhan, illa, ahad, latta, uzza, hubal, sang hyang tunggal, sang hyang ogra pesti dll. Karena kebingungannya maka kebanyakan dari mereka membuat sesembahan berupa patung bentuknya pun berbeda-beda karena setiap orang membuat tuhannya berdasar pesanan masing-masing. segala hal yang mereka lakukan adalah untuk memvisualisasikan sang pencipta dalam bentuk patung lalu melakukan segala bentuk ibadah yang mereka buat sendiri. Mereka paham bahwa ada tuhan yang menciptakan kehidupan mereka. Sementara di saat yang sama golongan lain merasa tidak perlu menggunakan patung untuk meyakini bahwa ada tuhan yang menciptakan mereka.
Manusia mulai mengenal sang pencipta dengan sebutan tuhan, illa, ahad, latta, uzza, hubal, sang hyang tunggal, sang hyang ogra pesti dll. Karena kebingungannya maka kebanyakan dari mereka membuat sesembahan berupa patung bentuknya pun berbeda-beda karena setiap orang membuat tuhannya berdasar pesanan masing-masing. segala hal yang mereka lakukan adalah untuk memvisualisasikan sang pencipta dalam bentuk patung lalu melakukan segala bentuk ibadah yang mereka buat sendiri. Mereka paham bahwa ada tuhan yang menciptakan kehidupan mereka. Sementara di saat yang sama golongan lain merasa tidak perlu menggunakan patung untuk meyakini bahwa ada tuhan yang menciptakan mereka.
Tibalah saat sang pencipta
mengenalkan dirinya lewat para nabi dan rasul. Maka diutuslah salah seorang
dari manusia tersebut untuk menjadi penyampai risalah kepada kaumnya. Sang
pencipta memperkenalkan dirinya dengan sebutan illah, allah, rahman, rahim,
aziz, jabbar, itu semua agar manusia mengerti dan menghayati bahwa nama-nama
tersebut hanyalah milik sang pencipta. Namun dasarnya manusia, mereka malah
skeptis terhadap apa yang disampaikan oleh rasul tersebut dan menolak habis-habisan. Walaupun ada beberapa orang yang terbuka
hatinya bahwa sebenarnya hakikat mereka membuat patung sebagai sesembahan itu
karena sang pencipta belum memperkenalkan dirinya. Justru setelah mereka tau
bahwa hakikat yang mereka yakini cocok dengan risalah yang disampaikan maka
mereka membuang patungnya dan beralih menjadi bertambah keimanannya.
Sekarang manusia mempertentangkan
bahwa untuk menyebut sang pencipta tidak boleh dengan kata tuhan, sang hyang
ogra pesti, sang hyang tunggal, eli, alah, namun harus dengan kata allah. Bagiku
terlihat agak dipaksakan dengan cara berpikir bahwa allah adalah sebutan
tuhannya orang islam sementara kata tuhan, eli, sang hyang tunggal, alah, itu
sifatnya umum dan tuhannya orang yang bukan islam.
Lihatlah pepaya, kau menyebut itu
pepaya karena yang kau maksudkan adalah buah yang menggantung dipohon berbentuk
lonjong atau bulat berkulit hijau ketika mentah dan berkulit kuning kemerahan
saat matang, sangat menyegarkan bila di konsumsi. Tapi lihat pula daerah jogja
yang menyebut buah tersebut dengan menyebutnya "telo gantung"
ada pula yang menyebut "gandul" di purwokerto adapula yang
menyebut "papaya" oleh orang inggris. Sekarang yang pro pepaya
menyalahkan mereka yang pro telo gantung, dan mereka yang pro telo gantung
menyalahkan orang yang menyebut gandul padahal muaranya tetap pada buah yang
sama. Jika itu semuanya merujuk pada hal yang sama, lalu ada beberapa orang
yang menyebut allah dengan sang hyang tunggal dalam bahasa jawa, eli dalam
bahasa ibrani, illah dalam bahasa arab yang seluruhnya merujuk pada hakikat
sang pencipta sendiri apakah jadi kemudian salah?
Maka nabi terdahulu meluruskan
bahwa inilah sesembahanmu yang sejati, yang menciptakanmu dan menghidupkanmu
serta raja alam semesta. Banyak yang menolak karena fanatisme terhadap
sesembahannya yang berbentuk patung karena ingin terus melanggengkan ibadah dan
ritual memuja berhala. Mereka punya keyakinan terhadap tuhan dan sang pencipta
namun mereka wujudkan dalam bentuk dan rupa yang mereka buat sendiri, dan
inilah yang membuat penyembah berhala diberi azab, memaknai hakikat sang
pencipta dengan membuat sesuatu yang bernilai fisik dan menjasmanikan tuhan.
Dari belum tau tentang tuhan lalu mencari tuhan kemudian mengerti hakikat tuhan
malah divisualisasikan dengan patung yang disembah dan di ibadahi. Lalu diutus
nabi dan rasul diantara mereka agar mengingatkan bahwa tuhan yang kamu maksud
tidak berwujud seperti itu dan jangan membuat ritual-ritual sendiri kepada
tuhan. Mereka ngeyel angkuh, peringatan pertama datang, peringatan kedua tiba,
masih ngeyel maka azab tuhan terjadi.
Berhala yang mereka buat
memvisualisasikan tuhan tanpa disuruh oleh tuhan, lalu ibadah mereka sudah
pasti tak ikut aturan tuhan. Padahal untuk urusan memvisualisasikan bagi tuhan
itu adalah suatu kesalahan, untuk urusan ibadah wajib sejatinya seluruh ibadah
dimuka bumi ini haram kecuali yang diperintah saja oleh tuhan, ketika wanita
pujaanmu hanya menginginkan mawar merah maka jangan kau berikan sekarung beras.
mereka buat ibadah sendiri maka di dua unsur inilah kesalahan mereka dalam
memaknai tuhan.
Ingat kisah ibrahim yang
memenggal semua kepala berhala yang ada di tempat ibadahnya bangsa babilonia?
Ibrahim penggal semua kepala kecuali berhala yang paling besar Lalu
mengalungkan kapaknya di leher berhala tersebut. Lalu tak lama kemudian
pulanglah raja namrud bersama tentaranya selesai dari berburu di hutan, Hasil
dari berburu adalah untuk melakukan ritual di depan para berhala.
Setelah memasuki ruang ibadah
terkejutlah namrud melihat berhala yang sudah tercincang-cincang kepalanya,
marahnya tak tertahan ia panggil detektif kerajaan agar menyelidiki kasus ini.
Tentu saja berita fenomenal ini cepat sekali tersebar dikalangan rakyat
babilonia. Dari hasil penyelidikan akhirnya detektif kerajaan menemukan
tersangka dari peristiwa hancurnya berhala-berhala tersebut ialah ibrahim. Ia
adalah satu-satunya orang yang tak ikut dalam acara berburu akbar di hutan maka
alibinya 100% merujuk pada ibrahim. Ketika ibrahim disidang di mahkamah agung
babilonia ia ditanya oleh sejumlah jaksa " mengapa kau memenggal semua
sesembahan kami? "
Ibrahim menjawab " kenapa
anda tanya ke saya? Tanyakan pada berhala yang paling besar itu jangan-jangan
dialah yang memenggal berhala yang lebih kecil darinya supaya ia bisa menikmati
sajian ritual sendiri, lagian kapaknya juga tergantung di lehernya ".
Jaksa kembali menjawab "
sudah gila apa kamu him..ibrahim, mana mungkin kita tanya kepada patung yang
ndak bisa jawab? "
Ibrahim terkekeh "
hahaha..sudah tau berhala itu semua bisu, untuk melindungi dirinya sendiri dari
penggalan saja mereka tidak bisa apalagi melindungi kalian yang jadi
penyembahnya? "
Sidang peradilan itu disaksikan
oleh rakyat namrud di televisi-televisi swasta, mereka mengadakan nobar bersama
di kafe-kafe melihat jalannya sidang. Mereka akhirnya ada yang sadar bahwa
benar juga yang dikatakan ibrahim. Sebagai rakyat Mereka masih takut-takut
untuk mengimani ibrahim karena jika itu terjadi maka namrud bisa jadi menghukum
mereka karena telah melanggar dasar negara Babilonia nomor satu yaitu ketuhanan
yang maha berhala.
Akhirnya keputusan negara pun
tiba, bahwa menurut UU babilonia ibrahim harus dibakar hidup-hidup. Rakyat yang
pro dengan namrud bersorak sorai, sementara yang pro dengan ibrahim hanya bisa
mlongo melihat seseorang yang telah membuka akal pikiran mereka kepada
kesejatian malah akan dibakar hidup-hidup.
hari eksekusi tiba, kayu bakar
menumpuk bak bukit menjulang siap membakar tubuh ibrahim. Ketika api mulai
dinyalakan seluruh kota sedang dalam suasana gegap gempita kecuali mereka yang
akhirnya diam-diam mengimani risalah ibrahim. Seluruh kota menunggu hingga api
melalap tubuh ibrahim, mereka rela menunggu hingga eksekusi ibrahim berakhir
dan api padam.
Setelah api padam terlihatlah
tumpukan arang dan abu sisa pembakaran, lalu munculah ibrahim dari balik
kepulan asap dalam keadaan tiada cacat sedikitpun. Yang Aku ceritakan adalah
salah satu mukjizat ibrahim ketika menyampaikan risalahnya, ayahnya adalah
seorang pemahat patung. Ibrahim yang telah diangkat jadi nabi sempat bertanya
pada sang ayah " ayah, mengapa kau membuat patung untuk sesembahan mereka?
Padahal ia tiada bergerak lagi bertutur kata? " ada dua poin yang bisa
kita diskusikan bersama, yang pertama adalah patung dan yang kedua adalah
sesembahan. Menurutku patung tidak selalu mesti sesembahan, namun kebetulan
saja yang dijadikan sesembahan adalah patung. Jadi poinnya ibrahim bertanya
pada ayahnya adalah mengapa ayahnya sampai mau membuatkan pesanan patung
padahal patung itu untuk di sembah. Hal Ini sama dengan mengapa kau membuat
pracetamol sehingga orang-orang demam berharap penyembuhan dari obat yang kau
buat. Ibrahim pun mungkin tak akan melakukan pemenggalan kepada patung jika
saja bangsa babilonia tidak menjadikannya sesembahan. Hanya sesederhana itu
namun ternyata itu yang membuat tuhan sampai mengutus nabi dan rasul untuk
memperbaiki dan mengubah pola pikir manusia yang masih lugu memaknai
penciptanya.
Lalu tuhan atau allah? Bagiku tak
ada masalah kau pilih salah satu atau dua sekalian. Hanya masalah bahasa saja,
namun dirimu harus mengerti dan paham bahwa dengan bahasa apapun kau menyebut
sang pencipta esensi dan hakikatnya tetap pada sang pencipta yang sejati.
Ar-rahman, sang maha welas, yang maha mengasihi, ketika kau menyebut itu semua
hatimu hanya tertuju pada sang pencipta tanpa embel-embel memaknainya secara
fisik. Maka jika pemahamanmu sudah sampai pada titik itu maka kau tak akan
gampang mengkafirkan orang lain, tak akan terjebak pada isu-isu yang semakin
menyempitkan hati dan pemikiranmu sehingga terprovokasi pada saling salah
menyalahkan satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tolong beri pendapat dan komentar anda..terimakasih