Akan aku tempeleng kepalamu dan ku tikam hatimu berkali-kali agar kau benar-benar jadi juara dihadapan tuhan - Azazil -

Jumat, 18 Maret 2016

Hidup untuk makan - Makan untuk hidup

Dunia ini proses memasak beras menjadi nasi atau memasak nasi yang sudah matang menjadi nasi yang "kematangan" ?

Kalau kau memasak beras menjadi matang karena memang matang itulah yang menjadi tujuanmu memasak. Antara Pohon dan buah mana yang memiliki kecenderungan waktu terbatas? buah hanya berbuah pada waktunya dan setelah itu jika tak dipetik akan busuk dan jatuh ke tanah, sampai situlah umur buah. Namun lihatlah Pohon, ia dapat hidup puluhan hingga ratusan tahun sementara buahnya silih waktu berganti.

Sayangnya kau adalah buah, dan dunia adalah pohonnya. Ia senantiasa memiliki umur lebih panjang ketimbang buah. kau akan meninggalkannya lalu akan tiba generasi Penggantimu berikutnya dan begitu seterusnya.

Andai ada sebuah pilihan, kau ingin bodoh tapi kaya, atau pintar tapi miskin? Aku tau yang ada dipikiranmu adalah opsi yang ketiga yaitu pintar tapi juga kaya. Andai ada pilihan lagi, ingin punya pasangan yang tampan tapi miskin atau buruk rupa tapi kaya? Tapi yang dirimu pilih adalah ya tampan, kaya, rajin ibadah, baik, setia. Dari semua pertanyaan itu kau boleh mengatakan aku tak adil karena hanya memberi dua pilihan, maju kena mundur kena. Kau ingin aku memberikan pilihan ketiga yang menjadi pilihanmu. Yaitu kesempurnaan. Sayangnya sempurna hanya milik allah yang esa dan kehidupanmu sedikit banyak belum mesti sesuai dengan keinginanmu, dan rencanamu sedikit banyak tak terlaksana karena tak sesuai rencana sang pencipta, sementara manusia bisa merasakan kesempurnaan adalah ketika ia benar-benar menggunakan hatinya untuk bersyukur. Jika 10 adalah nilai sempurna namun kau hanya diberi 8 maka syukurmulah yang menjadikan 8 adalah nilai 10 mu yaitu nilai sempurnamu.

Kau diberi kekayaan bukan berarti kau selesai menghadapi kemiskinan, pejabat di negeri ini gaji tinggi, tunjangan besar, fasilitas mewah, anak sekolah, tabungan banyak, tapi masih disempatkan melakukan korupsi, sebenarnya penilaian terhadap kaya atau miskin itu karena banyaknya hartanya atau mentalitasnya menghadapi harta? Jika banyak harta lalu korupsi ini merupakan bentuk miskin harta atau miskin mental? Jangan-jangan orang yang kau katakan miskin itu tak merasa dirinya miskin dan yang kau katakan kaya raya itu sebenarnya masih kekurangan harta. Maka sekali lagi urusan kaya dan miskin itu parameternya tidak terletak pada fisik yang terlihat namun dari mentalitasnya menghadapi harta. Syukurmu dalam hati sanggup menjadi pereda dari ketertekananmu menghadapi dunia. Maka dewasakanlah dirimu menyikapi dunia yang bukan merupakan tujuanmu.

Tentu kau pernah mendengar " hidup didunia itu hanya sekedar mampir untuk minum ". kalau hanya mampir sekedar minum berarti mampir itu bukan tujuan sebenarnya. Kedatanganmu untuk minum itu peristiwa kondisional dimana kau merasa haus dan mampir untuk meminta minum dan makan lalu melanjutkan perjalanan kembali. Upayamu untuk sekedar mampir dan minum itulah yang melenakanmu. Dari yang seharusnya sekedarnya saja malah kebablasan menikmati suguhan. Kira-kira sejauh mana hidupmu di dunia ini yang hanya mampir minum namun malah membuatmu terlena dari yang sejatinya kau tuju yaitu sang pencipta?

Pernah suatu ketika saya ditanya oleh nenek, " hidup itu untuk makan, atau makan untuk hidup ? " pertanyaan sederhana namun memiliki arti sangat mendalam. Jika kau hidup hanya untuk makan maka itulah tujuan hidupmu, makanlah sebanyak apapun selagi kamu hidup karena untuk itulah tujuanmu hidup.

Namun sebaliknya jika makan untuk hidup maka kepentingan makan adalah agar kau dapat hidup saja, dan setelah kau bertahan hidup maka kehidupanmu harus mempunyai muaranya yaitu tuhan yang esa.

Meminta suguhan dalam perjalanan kalau dikasih banyak ya syukur kalau dikasih sedikit ya ndak masalah. Jangan jadi peminta-minta yang cenderung memaksa, hidup didunia dikasih lebih harta, kuasa, tahta ya syukur, kalau usahamu ndak membuat berlebih harta ya ndak masalah, wong bukan tujuan..maka lanjutkan perjalananmu.

Kondisi sekarang manusia memaksa kampung bernama dunia untuk memberikan suguhan pelepas dahaga padanya. Jegal-jegalan untuk mendapat tahta, tipu-menipu agar mendapat harta, sogok-menyogok agar dapat kuasa. Pokoknya maksa, ndak urusan yang penting dapat suguhan. Berdo'a sambil menangis terisak-isak pada tuhan dan meminta-minta agar diberi lebih. Sebenarnya kau menangis itu menangisi keadaanmu atau menangis iba agar tuhan merasa kasihan pada hidupmu lalu mengabulkan permintaanmu? Kalau kau menangisi hidupmu maka kau menangis seakan-akan tuhan acuh memperhatikanmu. Kalau kau menangis iba agar tuhan mengabulkan permintaanmu maka kau mendikte tuhan agar mengabulkan pintamu. Kalau tuhan tak mengabulkan permintaanmu kau bilang tuhan tidak adil padamu. Padahal arti dari do'a adalah say hello atau menyapa bukan meminta.

Paling tuhan cuma bilang inni a'alamu mala ta'lamun padamu. Sementara kau sesenggukan menangis mengharap iba nya dan paling tuhan cuma bilang "oalah le..le..biasa wae.. la yukalifullahu nafsan illa wus'aha" jangan lebay karena jika kau lulus kau akan naik level sebagai manusia berhati baja memandang dunia.

Ingat kisah ayub? Setelah rumah ayub kebakaran yang membuat hartanya habis. ayub menyendiri di mirabnya lalu didatangi syaitan kemudian ia membisikan dalam hati ayub " oi ayub, hartamu yang melimpah itu sudah habis luluh lantak tak berbekas dan sekarang kau miskin..sukurin ! ".

Karena ayub tau bahwa dunia bukanlah tujuan perjalanan hidupnya maka ia dengan tenang mengatakan " innalillahi wa inna ilaihi raji'un " dunia memberikan banyak harta jika mau diambil kembali maka ambilah. Sesungguhnya semuanya milik allah dan kepadanyalah tempat kembali.

Tak lama Kemudian ada orang mendatangi ayub menceritakan tragedi tentang tembok rumah tetangganya yang roboh yang membuat seluruh anaknya tewas di tempat karena tertimpa tembok tersebut. Kembali syaitan berbisik " gimana sekarang ayub? Harta habis, anak juga habis, tinggal istrimu yang kamu punya "

Ayub yang dewasa hatinya mengatakan innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Semuanya punya allah kalau mau diambil ya ambilah.

Tak sampai disitu ayub lalu diberi sakit kulit sehingga bernanah dan membusuk dagingnya, membuatnya kurus lemah. Tinggal istrinya yang merawatnya itupun di tempat pembuangan sampah. Syaitan datang lagi " wah..sudah habis-habisan ya? Tuhan ndak sayang kamu kayaknya yub. harta, anak habis sekarang sakit menjijikan tinggal di tumpukan sampah pula, kamu itu beneran nabi bukan yub? Kok ndak diperhatikan sama tuhan.."

Ayub sederhana menjawab innalillahi wa inna ilaihi raji'un

Ndak berselang lama ia diusir keluar kampung oleh tetangganya yang akhirnya ayub tinggal diluar kampung dibawah gubuk kecil dan hanya istrinya yang merawatnya yang kemudian karena tak tahan dengan bau dari kulit dan daging yang membusuk istrinya pun pergi meninggalkan ayub sendiri. Syaitan datang lagi membisikan dalam hati ayub " ayuub..waktumu sudah habis, tuhan memang ndak ada sayang-sayangnya sama kamu. Buktinya sekarang kamu tinggal sendirian saja, sudahlah ndak usah berharap tuhan lagi, dia ndak nolong kamu nyatanya. "

Ayub yang sekujur badannya sudah membusuk susah bergerak tinggal hati dan lidahnya saja yang senantiasa mengucap dzikir, ayub berdo'a pada allah agar menolongnya karena kondisi tubuh manusianya sudah melewati batasnya.

Maka allah memancarkan air dari dekat pembaringan ayub lalu menyuruh ayub agar mandi dengan air tersebut. Seketika ayub sehat kembali badannya yang busuk menjadi bersih tak berbekas. Dan begitulah kisah ayub yang senantiasa percaya dan yakin hanya tuhanlah yang mampu menyelesaikan masalahnya ketika ayub tak mampu lagi menyelesaikannya.

Peristiwa ayub memiliki makna kesabaran dan syukur yang luar biasa, dunia bisa meninggalkannya sementara dia tahu bahwa tuhan tak pernah meninggalkannya. Maka ia pasrahkan segalanya. Kalau mau habis-habisan ya silahkan, karena kehidupannya adalah milik tuhan.


Semua kembali padamu, jalan mana yang kau pilih, hidup untuk makan atau makan untuk hidup. Memilih matang atau kematangan. Dan sampai mana kau memandang dan menghayati seberapa cepatnya umur bertambah, yang kecil sekarang besar, rambut hitam jadi beruban dan kau lupa kesibukanmu lebih prioritas dibanding muhasabahmu. Menyepilah, sendirilah, begitu pentingnya suasana sepi ditengah hiruk pikuk aktivitas manusia sehingga hanya kau dan tuhanmu. Dan renungkanlah apakah tujuanmu benar-benar sudah madep mantep pada yang kuasa.

Kesadaran sebagai orang tua

Setidaknya kita pasti pernah mengalami semacam pemutusan keberlangsungan visi hidup dari orang tua kepada anak, itulah yang menjadi musabab ketidaksinkronan keinginanmu sebagai orang tua dan kau sebagai seorang anak.

Perbedaan zaman pun ikut andil meramaikan khasanah perbedaan dua insan lain peradaban. Silat lidah dan berbagai macam argumen sulit untuk bertemu dalam satu meja bernama kasih sayang dan saling memahami satu sama lain.

Sebagai orang tua setidaknya mempunyai dua macam musim kesadaran akan hadirnya seorang buah hati, musim pertama  adalah " anakku adalah anakku" ini berlangsung sebelum anakmu benar2 baligh. Jika Aku adalah ulama, pendeta, biksu atau orang suci lainnya maka tafsirku tentang baligh tidak hanya keluar mani dan tumbuh rambut saja, tapi baligh adalah tentang kemampuan dalam mengidentifikasi mana yang benar dan salah kemudian berani memilih yang baik dari pada yang buruk.Musim kesadaran kedua adalah "anakku adalah sahabat karibku" pada musim ini engkau sebagai seorang ayah dan ibu hendaknya mulai mengerti akan eksistensi buah hatimu sebagai seorang manusia dewasa yang mulai mengepakan sayap mengarungi galaksi kehidupan. Tanyalah pendapatnya tentang seberapa tingginya langit dan dalamnya lautan, itu lebih arif ketimbang kau tuntut macam-macam untuk mewujudkan keinginan egoismu.Anakmu bukanlah penyambung nyawamu, namun anakmu adalah cerminan dirimu di masa depan, didik dan ajarkanlah anakmu pada musim pertama dan engkau akan memegang tangannya di musim kedua sebagai teman seperjuangan.Anakmu pasti akan jatuh secara tidak sengaja bahkan mungkin tertimpa tangga, janganlah kau ambil kesempatan itu untuk merendahkannya, karena itulah cara tuhan ikut campur tangan mendidik anakmu bahkan mendidikmu sebagai orang tua. Bukankah tuhan itu 'alamal insana maa lam ya'lam ?

Segala hal yang aku tulis ini bukanlah argumen untuk membela anak-anakmu tapi aku juga membelamu, apakah ada salah satu dari kita yang benar-benar berhenti menjadi seorang anak ? Aku sampaikan hal ini kepada seluruh teman dan sahabatku yang telah memiliki buah hati dimanapun engkau berada.  


Rabu, 16 Maret 2016

Tuhan atau Allah ?

Kita hidup ini di zaman ke berapa ? Maksudku sudah berapa kali era manusia di tinggikan atau di hancurkan oleh tuhan ? Dan berapa juta kali manusia membangun peradabannya setelah di luluh lantakan ? Sebut saja era nuh, hud, atau luth. Karena memang al-qur'an menandai dan menceritakan zaman adalah dengan para nabi dan rasul.

Setelah peradaban manusia di era luth hancur maka manusia generasi baru menggantikannya, membangun pilar-pilar peradabannya baik jasmani maupun rohani dimulai lagi dari awal. untuk tau bahwa jamur dapat dikonsumsi perlu belajar menemukan kembali kriteria-kriteria jamur yang memang tak beracun, dari segi fisikal manusia baru mencari-cari kembali dengan melakukan riset akan hal ini. Peradaban dan teknologi manusia yang sebelumnya menguasai segala hal tentang jamur sudah hancur seiring kehancuran peradabannya. Dari segi rohani, manusia baru kembali mencari jati dirinya, siapakah aku, dari mana aku, siapakah yang membuat aku, memberi nyawa dan kehidupan padaku. Manusia baru cenderung belum tau hakikat sang pencipta, maka ia terus mencari dalam kehidupannya. Berbagai pendapat dan keyakinan muncul tentang hidup dan kehidupannya. 

Manusia mulai mengenal sang pencipta dengan sebutan tuhan, illa, ahad, latta, uzza, hubal, sang hyang tunggal, sang hyang ogra pesti dll. Karena kebingungannya maka kebanyakan dari mereka membuat sesembahan berupa patung bentuknya pun berbeda-beda karena setiap orang membuat tuhannya berdasar pesanan masing-masing. segala hal yang mereka lakukan adalah untuk memvisualisasikan sang pencipta dalam bentuk patung lalu melakukan segala bentuk ibadah yang mereka buat sendiri. Mereka paham bahwa ada tuhan yang menciptakan kehidupan mereka. Sementara di saat yang sama golongan lain merasa tidak perlu menggunakan patung untuk meyakini bahwa ada tuhan yang menciptakan mereka.

Tibalah saat sang pencipta mengenalkan dirinya lewat para nabi dan rasul. Maka diutuslah salah seorang dari manusia tersebut untuk menjadi penyampai risalah kepada kaumnya. Sang pencipta memperkenalkan dirinya dengan sebutan illah, allah, rahman, rahim, aziz, jabbar, itu semua agar manusia mengerti dan menghayati bahwa nama-nama tersebut hanyalah milik sang pencipta. Namun dasarnya manusia, mereka malah skeptis terhadap apa yang disampaikan oleh rasul tersebut dan menolak habis-habisan. Walaupun ada beberapa orang yang terbuka hatinya bahwa sebenarnya hakikat mereka membuat patung sebagai sesembahan itu karena sang pencipta belum memperkenalkan dirinya. Justru setelah mereka tau bahwa hakikat yang mereka yakini cocok dengan risalah yang disampaikan maka mereka membuang patungnya dan beralih menjadi bertambah keimanannya.

Sekarang manusia mempertentangkan bahwa untuk menyebut sang pencipta tidak boleh dengan kata tuhan, sang hyang ogra pesti, sang hyang tunggal, eli, alah, namun harus dengan kata allah. Bagiku terlihat agak dipaksakan dengan cara berpikir bahwa allah adalah sebutan tuhannya orang islam sementara kata tuhan, eli, sang hyang tunggal, alah, itu sifatnya umum dan tuhannya orang yang bukan islam.

Lihatlah pepaya, kau menyebut itu pepaya karena yang kau maksudkan adalah buah yang menggantung dipohon berbentuk lonjong atau bulat berkulit hijau ketika mentah dan berkulit kuning kemerahan saat matang, sangat menyegarkan bila di konsumsi. Tapi lihat pula daerah jogja yang menyebut buah tersebut dengan menyebutnya "telo gantung" ada pula yang menyebut "gandul" di purwokerto adapula yang menyebut "papaya" oleh orang inggris. Sekarang yang pro pepaya menyalahkan mereka yang pro telo gantung, dan mereka yang pro telo gantung menyalahkan orang yang menyebut gandul padahal muaranya tetap pada buah yang sama. Jika itu semuanya merujuk pada hal yang sama, lalu ada beberapa orang yang menyebut allah dengan sang hyang tunggal dalam bahasa jawa, eli dalam bahasa ibrani, illah dalam bahasa arab yang seluruhnya merujuk pada hakikat sang pencipta sendiri apakah jadi kemudian salah?

Maka nabi terdahulu meluruskan bahwa inilah sesembahanmu yang sejati, yang menciptakanmu dan menghidupkanmu serta raja alam semesta. Banyak yang menolak karena fanatisme terhadap sesembahannya yang berbentuk patung karena ingin terus melanggengkan ibadah dan ritual memuja berhala. Mereka punya keyakinan terhadap tuhan dan sang pencipta namun mereka wujudkan dalam bentuk dan rupa yang mereka buat sendiri, dan inilah yang membuat penyembah berhala diberi azab, memaknai hakikat sang pencipta dengan membuat sesuatu yang bernilai fisik dan menjasmanikan tuhan. Dari belum tau tentang tuhan lalu mencari tuhan kemudian mengerti hakikat tuhan malah divisualisasikan dengan patung yang disembah dan di ibadahi. Lalu diutus nabi dan rasul diantara mereka agar mengingatkan bahwa tuhan yang kamu maksud tidak berwujud seperti itu dan jangan membuat ritual-ritual sendiri kepada tuhan. Mereka ngeyel angkuh, peringatan pertama datang, peringatan kedua tiba, masih ngeyel maka azab tuhan terjadi.

Berhala yang mereka buat memvisualisasikan tuhan tanpa disuruh oleh tuhan, lalu ibadah mereka sudah pasti tak ikut aturan tuhan. Padahal untuk urusan memvisualisasikan bagi tuhan itu adalah suatu kesalahan, untuk urusan ibadah wajib sejatinya seluruh ibadah dimuka bumi ini haram kecuali yang diperintah saja oleh tuhan, ketika wanita pujaanmu hanya menginginkan mawar merah maka jangan kau berikan sekarung beras. mereka buat ibadah sendiri maka di dua unsur inilah kesalahan mereka dalam memaknai tuhan.

Ingat kisah ibrahim yang memenggal semua kepala berhala yang ada di tempat ibadahnya bangsa babilonia? Ibrahim penggal semua kepala kecuali berhala yang paling besar Lalu mengalungkan kapaknya di leher berhala tersebut. Lalu tak lama kemudian pulanglah raja namrud bersama tentaranya selesai dari berburu di hutan, Hasil dari berburu adalah untuk melakukan ritual di depan para berhala.

Setelah memasuki ruang ibadah terkejutlah namrud melihat berhala yang sudah tercincang-cincang kepalanya, marahnya tak tertahan ia panggil detektif kerajaan agar menyelidiki kasus ini. Tentu saja berita fenomenal ini cepat sekali tersebar dikalangan rakyat babilonia. Dari hasil penyelidikan akhirnya detektif kerajaan menemukan tersangka dari peristiwa hancurnya berhala-berhala tersebut ialah ibrahim. Ia adalah satu-satunya orang yang tak ikut dalam acara berburu akbar di hutan maka alibinya 100% merujuk pada ibrahim. Ketika ibrahim disidang di mahkamah agung babilonia ia ditanya oleh sejumlah jaksa " mengapa kau memenggal semua sesembahan kami? "

Ibrahim menjawab " kenapa anda tanya ke saya? Tanyakan pada berhala yang paling besar itu jangan-jangan dialah yang memenggal berhala yang lebih kecil darinya supaya ia bisa menikmati sajian ritual sendiri, lagian kapaknya juga tergantung di lehernya ".
Jaksa kembali menjawab " sudah gila apa kamu him..ibrahim, mana mungkin kita tanya kepada patung yang ndak bisa jawab? "
Ibrahim terkekeh " hahaha..sudah tau berhala itu semua bisu, untuk melindungi dirinya sendiri dari penggalan saja mereka tidak bisa apalagi melindungi kalian yang jadi penyembahnya? "

Sidang peradilan itu disaksikan oleh rakyat namrud di televisi-televisi swasta, mereka mengadakan nobar bersama di kafe-kafe melihat jalannya sidang. Mereka akhirnya ada yang sadar bahwa benar juga yang dikatakan ibrahim. Sebagai rakyat Mereka masih takut-takut untuk mengimani ibrahim karena jika itu terjadi maka namrud bisa jadi menghukum mereka karena telah melanggar dasar negara Babilonia nomor satu yaitu ketuhanan yang maha berhala.

Akhirnya keputusan negara pun tiba, bahwa menurut UU babilonia ibrahim harus dibakar hidup-hidup. Rakyat yang pro dengan namrud bersorak sorai, sementara yang pro dengan ibrahim hanya bisa mlongo melihat seseorang yang telah membuka akal pikiran mereka kepada kesejatian malah akan dibakar hidup-hidup.

hari eksekusi tiba, kayu bakar menumpuk bak bukit menjulang siap membakar tubuh ibrahim. Ketika api mulai dinyalakan seluruh kota sedang dalam suasana gegap gempita kecuali mereka yang akhirnya diam-diam mengimani risalah ibrahim. Seluruh kota menunggu hingga api melalap tubuh ibrahim, mereka rela menunggu hingga eksekusi ibrahim berakhir dan api padam.

Setelah api padam terlihatlah tumpukan arang dan abu sisa pembakaran, lalu munculah ibrahim dari balik kepulan asap dalam keadaan tiada cacat sedikitpun. Yang Aku ceritakan adalah salah satu mukjizat ibrahim ketika menyampaikan risalahnya, ayahnya adalah seorang pemahat patung. Ibrahim yang telah diangkat jadi nabi sempat bertanya pada sang ayah " ayah, mengapa kau membuat patung untuk sesembahan mereka? Padahal ia tiada bergerak lagi bertutur kata? " ada dua poin yang bisa kita diskusikan bersama, yang pertama adalah patung dan yang kedua adalah sesembahan. Menurutku patung tidak selalu mesti sesembahan, namun kebetulan saja yang dijadikan sesembahan adalah patung. Jadi poinnya ibrahim bertanya pada ayahnya adalah mengapa ayahnya sampai mau membuatkan pesanan patung padahal patung itu untuk di sembah. Hal Ini sama dengan mengapa kau membuat pracetamol sehingga orang-orang demam berharap penyembuhan dari obat yang kau buat. Ibrahim pun mungkin tak akan melakukan pemenggalan kepada patung jika saja bangsa babilonia tidak menjadikannya sesembahan. Hanya sesederhana itu namun ternyata itu yang membuat tuhan sampai mengutus nabi dan rasul untuk memperbaiki dan mengubah pola pikir manusia yang masih lugu memaknai penciptanya.

Lalu tuhan atau allah? Bagiku tak ada masalah kau pilih salah satu atau dua sekalian. Hanya masalah bahasa saja, namun dirimu harus mengerti dan paham bahwa dengan bahasa apapun kau menyebut sang pencipta esensi dan hakikatnya tetap pada sang pencipta yang sejati. Ar-rahman, sang maha welas, yang maha mengasihi, ketika kau menyebut itu semua hatimu hanya tertuju pada sang pencipta tanpa embel-embel memaknainya secara fisik. Maka jika pemahamanmu sudah sampai pada titik itu maka kau tak akan gampang mengkafirkan orang lain, tak akan terjebak pada isu-isu yang semakin menyempitkan hati dan pemikiranmu sehingga terprovokasi pada saling salah menyalahkan satu sama lain.