Akan aku tempeleng kepalamu dan ku tikam hatimu berkali-kali agar kau benar-benar jadi juara dihadapan tuhan - Azazil -

Jumat, 18 Maret 2016

Kesadaran sebagai orang tua

Setidaknya kita pasti pernah mengalami semacam pemutusan keberlangsungan visi hidup dari orang tua kepada anak, itulah yang menjadi musabab ketidaksinkronan keinginanmu sebagai orang tua dan kau sebagai seorang anak.

Perbedaan zaman pun ikut andil meramaikan khasanah perbedaan dua insan lain peradaban. Silat lidah dan berbagai macam argumen sulit untuk bertemu dalam satu meja bernama kasih sayang dan saling memahami satu sama lain.

Sebagai orang tua setidaknya mempunyai dua macam musim kesadaran akan hadirnya seorang buah hati, musim pertama  adalah " anakku adalah anakku" ini berlangsung sebelum anakmu benar2 baligh. Jika Aku adalah ulama, pendeta, biksu atau orang suci lainnya maka tafsirku tentang baligh tidak hanya keluar mani dan tumbuh rambut saja, tapi baligh adalah tentang kemampuan dalam mengidentifikasi mana yang benar dan salah kemudian berani memilih yang baik dari pada yang buruk.Musim kesadaran kedua adalah "anakku adalah sahabat karibku" pada musim ini engkau sebagai seorang ayah dan ibu hendaknya mulai mengerti akan eksistensi buah hatimu sebagai seorang manusia dewasa yang mulai mengepakan sayap mengarungi galaksi kehidupan. Tanyalah pendapatnya tentang seberapa tingginya langit dan dalamnya lautan, itu lebih arif ketimbang kau tuntut macam-macam untuk mewujudkan keinginan egoismu.Anakmu bukanlah penyambung nyawamu, namun anakmu adalah cerminan dirimu di masa depan, didik dan ajarkanlah anakmu pada musim pertama dan engkau akan memegang tangannya di musim kedua sebagai teman seperjuangan.Anakmu pasti akan jatuh secara tidak sengaja bahkan mungkin tertimpa tangga, janganlah kau ambil kesempatan itu untuk merendahkannya, karena itulah cara tuhan ikut campur tangan mendidik anakmu bahkan mendidikmu sebagai orang tua. Bukankah tuhan itu 'alamal insana maa lam ya'lam ?

Segala hal yang aku tulis ini bukanlah argumen untuk membela anak-anakmu tapi aku juga membelamu, apakah ada salah satu dari kita yang benar-benar berhenti menjadi seorang anak ? Aku sampaikan hal ini kepada seluruh teman dan sahabatku yang telah memiliki buah hati dimanapun engkau berada.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tolong beri pendapat dan komentar anda..terimakasih